Alhamdulillah, bulan Ramadhan telah tiba di hadapan kita. Bulan yang mulia ini pastinya disibukkan peningkatan dengan ibadah. Namun di antara padatnya aktivitas, teman Menong bisa tetap melakukan travelling saat ramadhan. Bagaimana tips travelling saat puasa?
Destinasi Travelling
Teman Menong lebih baik mengecek tempat yang akan dikunjungi apakah warga setempat menjalankan ibadah puasa atau tidak. Bila sebagian besar warga juga berpuasa, teman Menong yang beragama Islam akan lebih dimudahkan khususnya fasilitas ibadah.
Saya dan Zauji memiliki pengalaman melakukan travelling saat puasa karena kami harus berkunjung ke Pantai Pangandaran, salah satu destinasi wisata terkenal di Jawa Barat. Kondisi Pantai Pangandaran saat bulan puasa memang sangat sepi.
Meski ada beberapa turis mancanegara dan domestik, keadaan Pantai Pangandaran sangat jauh dari hari-hari libur akhir pekan atau liburan sekolah tiba. Kelebihannya kami dengan leluasa bisa mengeksplor dua Pantai terkenal di Pangandaran yaitu Pantai Barat dan Pantai Timur. Kami juga ngabuburit di Jembatan Merah, jembatan penghubung pelabuhan pendaratan ikan Cikidang dengan kawasan Pantai Timur yang menjadi trend di kalangan anak muda.
Berbeda halnya saat kami berdua menjelajah Kota Depok, suasana kota nampak lebih ramai dari biasanya terlebih lagi saat menjelang magrib. Kami menginap di Jalan Margonda, salah satu jalan tersibuk di Kota Depok. Banyak penjual ta’jil dadakan yang menawarkan aneka menu Istimewa.
Di lain waktu, saya pernah melakukan travelling saat puasa di Pulau Bali. Dengan indahnya tolerasi, hal ini tidak menjadi halangan sama sekali.
Pilih penginapan
Di bulan puasa biasanya okupansi hotel (tingkat hunian kamar hotel) akan rendah karena memang tak banyak orang yang melakukan perjalanan wisata di bulan Ramadhan. Inilah yang bisa menjadi nilai plus bagi teman Menong karena biasanya hotel akan memberikan rate rendah atau penawaran yang menarik seperti menyediakan sahur dan buka dengan rate yang lebih murah.
Saya dan Zauji menginap di Hotel Horison Palma Pangandaran. Hotel ini terletak di Jalan Pantai Barat No 91, Kawasan Pangandaran, Pantai Barat, Pangandaran. Hotel Horison dikenal sebagai hotel yang selalu memberikan pelayanan prima bagi tamunya.
Lokasi yang dekat dengan Pantai Barat dan Pantai Timur, pasar tempat membeli oleh-oleh dan Cagar Alam Pangandaran membuat Hotel Horison Palma sangat layak untuk dipilih. Saat itu kami berdua mendapatkan penawaran free sahur dan dinner untuk @ 2 pax dengan rate kamar Rp.600.000 saja. Menarik, bukan? Biasanya rate normal hotel ini berkisar Rp. 1.400.000 untuk tipe kamar deluxe.
Di Depok,kami menginap di Hotel Savero Depok yang berada di Jl. Margonda No.230a, Kemiri Muka, Kecamatan Beji, Kota Depok. Meski kami diberi rate yang lebih rendah namun kami tidak mendapatkan penawaran lainnya. Meski begitu, teman Menong akan mendapatkan free ta’jil yang biasanya berada di area lobi.
Moda transportasi
Moda transportasi sangat penting untuk dipilih dengan cermat terutama bagi saya dan Zauji yang memang tak memiliki kendaraan roda empat. Bila di luar bulan Ramadhan kami masih bisa travelling menggunakan motor kesayangan kami. Namun berbeda cerita bila harus bepergian di bulan Ramadhan.
Teman Menong perlu memperhatikan jadwal keberangkatan dan kepulangan khususnya bila bertepatan jadwal mudik masyarakat pada umumnya. Bepergian di awal Ramadhan akan memberikan keuntungan banyaknya kursi kosong yang bisa dipilih untuk moda kereta api, pesawat, travel atau bis.
Lain ceritanya bila teman Menong akan pulang berdekatan dengan jadwal libur Idul Fitri untuk sekolah atau perkantoran. Biasanya masyarakat sudah mulai berburu tiket Jauhari sebelumnya sehingga teman Menong perlu mengantisipasti kemudahan mendapatkan tiket.
Sahur dan Buka
Bagi teman Menong yang masih menjalankan ibadah puasa dalam perjalanan, temapt buka dan sahur menjadi hal yang sangat penting akan akan sangat mempengaruhi kondisi di siang hari saat beraktivitas atau menikmati destinasi wisata yang kita tuju.
Biasanya hotel akan menawarkan sahur sebagai pengganti sarapan. Beberapa hotel menyajikan menu sahur sama dengan menu yang disajikan saat sarapan namun sebagian hotel hanya menyajikan menu secukupnya saat sahur.
Salah satu nilai minus melakukan travelling saat puasa adalah persiapan sahur yang menurut saya tidak praktis. Memang tidak seperti sahur di rumah yang seringnya kita persiapan sendiri sehingga harus bangun lebih awal.
Saat sahur di hotel, teman Menong bisa meminta petugas hotel untuk membangunkan teman Menong di jam tertentu. Meski tidak mandi terlebih dahulu, setidaknya kita harus berpakaian (beda dengan di rumah yang bisa menggunakan baju tidur) dan berpenampilan rapi (tidak muka bantal). Saya dan Zauji biasanya tetap bangun lebih awal yaitu jam 03.00 WIB untuk menghindari antrian saat mengambil makanan.
Tidak disarankan memakai baju tidur ke area resto (bahkan di luar bulan puasa). Hindari menggunakan sendal hotel ke luar kamar (bahkan di luar bulan puasa). Pilihlah menu yang aman dikonsumsi. Mulai dengan makanan yang ringan, hindari makanan pedas atau ekstra lemak, jangan lupa sayuran dan buah-buahan dan tidak makan secara berlebihan meski menu yang disajikan sangat banyak.
Untuk menu buka, teman Menong bisa meminta menu dinner di hotel (yang biasanya harganya relative mahal) atau memilih sendiri. Pastinya kini tak lagi jadi kendala karena banyak layanan pembelian makanan secara online.
Jaga Nuansa Ramadhan
Inilah menjadi hal yang terpenting bagi teman Menong yang melakukan travelling saat puasa. Puasa tak menjadi halangan untuk melakukan travelling namun juga jangan sampai mengurangi makna dan kekhusyuan ramadhan.
Teman Menong bisa melakukan survei tempat tawarih terdekat atau kajian bada subuh yang bisa menjadi nilai plus bagi teman Menong yang melakukan travelling saat puasa.
Post a Comment
Post a Comment