Setiap orang mempunyai cara tersendiri untuk healing dari rutinitas yang tiada henti. Blogging menjadi cara saya untuk ‘me time’ sekaligus mengekspresikan hati dan pikiran. 10 tahun perjalanan ngeblogku memberikan makna tersendiri tentang indahnya berbagi.
Healing Melalui Tulisan
Sebelum mempunyai PC sendiri di tahun 2002, saya mengetik semua naskah yang saya buat di rental komputer terdekat. Saya membeli laptop pertama di tahun 2006, dengan proccessor Intel Celeron.
Alhamdulillah dari hasil menabung, atas saran adik, saya membeli laptop baru dengan proccessor intel Pentium Dual Core yang kelak menjadi bekal awal saya membuat blog. Hanya saja di tahun 2010, tak banyak informasi yang bisa menuntun saya bagaimana membuat blog sendiri. Harga (domain)nya pun terbilang mahal membuat langkah saya terhenti.
Ngeblog Pertama
Di tahun 2012 kami mendapatkan pelatihan gratis mengenai cara membuat blog. Momen ini seolah membuka jalan bagi impian saya meski proyek blogging ini tak berlangsung lama. Saya tetap membuat beberapa blog ‘gabut’ untuk melaporkan kegiatan tim kami setiap minggu.
Tak dapat dipungkiri sebagian besar isi blog saya didominasi catatan perjalanan yang lumayan sering saya lakukan. Hal inilah yang membuat saya memutuskan saya mengganti laptop dengan spesifikasi yang lebih baik lagi, Intel Core i3 di tahun 2015.
Saya juga bergabung menjadi sukarelawan dalam suatu komunitas media online sambil menimba ilmu mengenai blogging. Salah seorang rekan komunitas memberi saran agar mulai beralih menggunakan domain berbayar bila saya berniat serius menjadi seorang blogger.
Beliau menyarankan agar saya pindah ke platform blogger agar lebih murah karena tak perlu membayar biaya hosting (dulu saya belum paham alasannya). Perlu waktu beberapa lama sebelum akhirnya saya memutuskan nama ‘justmenong’ sebagai nama blog pertama saya.
Blogger
Blogger, nampaknya profesi ini tampak jauh dari bayangan saya karena saya lebih sering meninggalkan blog tanpa penghuni baru setiap minggunya. Jujur saja dulu saya berjalan sendirian tanpa ilmu blogging yang memadai. Saya hanya belajar dari beberapa blog yang memberikan ilmu gratis.
Akhir tahun 2019 mengubah pandangan dan niat saya membuat blog. Bila awalnya saya hanya ingin membagikan momen berkesan saat travelling, kini saya membulatkan tekad untuk menulis di blog sebagai tempat berbagi dua peristiwa penting dalam hidup saya. Ya, tahun itu Zauji, suami saya divonis menderita ablasio retina dan Ibunda didiagnosa kanker payudara.
Di sela kesibukan menunggui dan menjaga keduanya, saya menuliskan semua catatan perjalanan pengobatan Zauji dan Ibunda di berbagai RS di Kota Bandung. Rasanya seperti mengalirkan kesedihan, kegundahan, ketidakberdayaan sekaligus harapan melalui tulisan yang saya buat berjilid-jilid.
Tak disangka, banyak teman dengan kasus yang serupa merespon melalui kolom komentar membuat kami semua saling menguatkan dan memberikan energi untuk tetap sabar dan bertahan.
Setelah Zauji dan Ibunda kembali sehat, saya (dibantu Zauji) semakin rajin mengisi blog bertema travelling yang memang menjadi niche ngeblog saya dari tahun 2015 hingga 2025 ini. Dari berbagai kursus yang saya ikuti saat menjalani Work From Home, saya berkenalan dengan seorang blogger yang lantas mengenalkan saya ke berbagai webinar blogging dan komunitas blogger.
Kondisi ini membuat saya memerlukan laptop dengan spesifikasi yang lebih baik dari yang sebelumnya. Dengan laptop berdaya tahan lama, saya bisa membuat tulisan dimana saja termasuk saat menunggu antrian saat kontrol di RS, menunggu di bandara atau selama perjalanan di kereta api. Sesuai dengan komitmen, saya dan Zauji berusaha untuk tetap produktif membuat tulisan di blog meski kami sering bepergian.
ASUS
Tahun ini saya mencoba laptop ASUS ExpertBook P2451FB-EK7810T yang dipinjamkan seorang teman karena beliau sebentar lagi akan memasuki masa pensiun sehingga tak menggunakan laptop secara intensif.
Saya menyukai laptop ini karena kapasitas penyimpanannya yang mencapai 1 TB. Saya bebas menyimpan foto atau video untuk melengkapi tulisan di blog tanpa perlu membawa hard disk drive (HDD) lagi.
Selain itu Proccessor Core i7 dan nVidia Geforce MX110 cukup powerfull untuk multitasking dan editing yang sering kami lakukan. Dari segala segi, laptop ini memang memiliki banyak keunggulan yang saya perlukan untuk blogging.
Di 10 tahun perjalanan ngeblog ini saya bertemu dengan berbagai teman dan mulai membiasakan diri untuk saling mengunjungi blog antar teman. Surprisingly, saya menemukan banyak ilmu baru dan kegiatan menarik termasuk terkesan dengan dukungan ASUS terhadap perjalanan komunitas blogger di Indonesia dengan mengadakan berbagai event online maupun offline sejak tahun 2015.
Beberapa dari teman saya ini sering mengikuti ASUS blogger gathering atau kompetisi menulis blog yang diadakan oleh ASUS. Rasanya saya ingin join dan merasakan langsung atmosfir yang terus menyalakan semangat untuk tetap berbagi lewat ngeblog.
Dengan mobilitas yang tinggi, saya tertarik dengan ASUS Vivobook 14 Flip (TP3407). Spesifkasi laptop ini diantaranya layar sentuh ASUS Lumina OLED NanoEdge FHD 14 inch, processor Intel Core Ultra Seri 2, memori 16GB LPDDR5X dan didukung tekhnologi AI 47 NPU TOPS.
Spesifikasi pada laptop ini sangat tepat sekali untuk saya yang sering membuka beberapa aplikasi, beberapa halaman web dan video editing untuk keperluan blogging.
Layarnya juga bisa diputar sampai 360 derajat juga menjadi salah satu daya tarik tersendiri buat saya karena membuat saya bisa lebih fleksibel menggunakannya dalam berbagai mode, yaitu tablet mode, mode versatile, stand mode, laptop mode dan tent mode.
Jangan lupa, sertifikasi US military-grade durability yang membuat laptop ini tahan terhadap suhu ekstrem, kelembapan, debu, dan guncangan. Wow, sangat cocok untuk blogging saat travelling ya! Laptop yang layak dipilih untuk menemani 10 tahun perjalanan ngeblog bareng ASUS dari tahun 2015 hingga 2025 ini.
Artikel ini diikutsertakan pada Lomba Blog 2015 ke 2025 Perjalanan Ngeblogku yang diadakan oleh Gandjel Rel.
Post a Comment
Post a Comment