Saat akan berkunjung ke suatu
daerah, biasanya kami juga mencari informasi mengenai destinasi wisata terdekat
yang bisa kami sambangi. Lembah Harau merupakan
salah satu tujuan wisata favorit di Sumatera Barat. Saya pun terkesima dengan
banyaknya penginapan di Lembah Harau yang kami kunjungi.
Ngarai
Lahir dan besar di Jawa
Barat, saya sama sekali tak mengenal ‘ngarai’ sebagai bagian dari fenomena
alam. Ngarai dapat diartikan sebagai lembah yang memiliki lereng atau sisi
terjal, curam dan sempit akibat adanya pergerakan sungai, erosi, pelapukan atau
aktivitas tektonik. Dalam bahasa inggris, ngarai disebut dengan istilah
‘canyon’.
Bila Amerika memiliki Grand
Canyon yang sangat terkenal, Indonesia memiliki banyak ngarai seperti Ngarai
Sianok, Lembah Harau dan Lembah Anai di Sumatera Barat, Green Canyon atau
Cukang Taneuh di Pangandaran, Jawa Barat, Ngarai Bromo di Jawa Timur dan Brown
Cranyon di Tembalang, Semarang, Jawa Tengah.
Selain Ngarai Sianok. Lembah
Harau yang terletak di Kabupaten
Limapuluh Kota juga termasuk ngarai yang dikenal dengan keindahannya. Saat
melewati Kota Bukittinggi, teman-teman sibuk membahas Ngarai Sianok yang memang
terkenal seantero dunia.
Saat menyambangi Bromo di
tahun 2017, saya tidak menyadari bila saat itu saya menapakkan kaki di salah
satu ngarai di Indonesia karena badan Gunung Bromo sendiri merupakan tautan
antara lembah dan ngarai dengan kaldera (lautan pasir tempat kami sarapan dan
berfoto).
Lembah Harau
Dari Hotel Mangkuto Payakumbuh, tempat
kami menginap, Lembah Harau hanya berjarak sekitar 13 km saja. Selama 6 hari menginap di
Payakumbuh, total ada 4 driver yang menerima orderan kami setiap pagi dan sore
dengan satu jenis merek mobil, K*rim*n. Satu driver diantaranya mengantarkan
kami sebanyak 5x.
Dengan ongkos hanya Rp.
65.000 saja kami melaju menuju Lembah Harau di suatu sore. Perjalanan terbilang
lancar tak melewati titik kemacetan satupun. Memasuki kawasan Geopark (taman
geologi) Lembah Harau, kami membayar tiket masuk sebesar Rp. 5.000/orang.
Memasuki kawasan Lembah Harau
dengan luas 669 hektar, kami disambut udara segar berlatar sawah yang diapit pemandangan
indah.
Dua bukit cadas besar menyambut kami. Tebing tinggi menjulang berbukit
dan bergelombang dengan ketinggian sekitar 100 – 500 meter. Saya terpana
melihatnya dan mulai sibuk mengabadikan momen. Driver
berbaik hati memandu kami dan berjanji akan menunggui kami sebelum mengantarkan
kami kembali ke hotel.
Air Terjun Lembah Harau
Driver juga menawari kami
untuk mengunjungi Harau Dream Park (tiket terpisah), salah satu area wisata di
Lembah Harau yang menyajikan replika berbagai kota di Eropa.
Karena waktu
terbatas, tujuan kami adalah air terjun yang muncul menyembul di sela-sela
tebing setinggi 50 – 90 meter.
Tak perlu effort luar biasa untuk mencapainya
karena lokasi air terjun hanya berjalan 5 meter dari tempat parkir, tepat di
belakang deretan warung penjual suvenir. Banyak monyet ekor panjang berkeliaran
membuat salah seorang teman ‘mogok’ tak mau turun dari mobil.
Ada 6 air terjun yang ada di
Lembah Harau. Air terjun pertama luasnya tak seberapa sehingga driver
mengarahkan kami untuk berpindah ke tempat lain. Saat itulah kami melihat
banyak orang berbondong-bondong menuju jalan setapak yang ternyata air
terjun yang lebih besar.
Air Terjun Akar Berayun setinggi 200 meter dan kolam
renang alami. Dengan tangan kanan yang masih belum normal 100%, saya sendiri
dengan semangat berfoto di area air terjun yang masih ramai dikunjungi meski
waktu sudah menunjukan jam 17.30 WIB.
Homestay
Usai berfoto kami pun
bergegas pulang dengan mengambil jalan berbeda yakni menyusuri sisi tebing didominasi
penginapan tepat menghadap tebing, air terjun atau hamparan sawah di berlatar lembah.
Penginapan di Lembah Harau banyak bertema homestay yang bisa dipakai untuk
perorangan atau rombongan. Selain itu
teman Menong dapat memilih glamping untuk menambah keseruan. Dilansir dari
berbagai situs, rate penginapan di Lembah Harau mulai dari Rp. 100.000/malam.
Beberapa penginapan
menawarkan fasilitas untuk outbound dan api unggun. Teman Menong dapat juga
memilih penginapan di area sebelum memasuki kawasan Geopark hanya saja untuk
mencapai air terjun dan pemandangan tebing dari jarak dekat pastinya memerlukan
kendaraan lagi.
Fasilitas yang diberikan pun lengkap
seperti AC, TV, wifi, lahan parkir, dan kafe.
Teman Menong yang berniat bermalam di Lembah Harau harus memastikan amunisi
alias perlengkapan atau makanan cukup karena tak ada minimarket. Toko atau
warung dapat dihitung dengan jari dan terpusat di dekat air terjun saja yang
pastinya tak buka 24 jam. FYI, di Sumatera Barat tidak ada minimarket In**mar*t
atau A*fa**rt sehingga kita berbelanja di warung atau toko lokal.
Kami berhenti di satu titik instragamable untuk menikmati keindahan matahari terbenam. Betul saja,
pemandangan yang kami lihat mirip sekali dengan ilustrasi desa di komik. Kami
pun berfoto (lagi) berlatar matahari yang perlahan tenggelam. Seorang tour
guide mengarahkan kami bagaimana cara mengambil foto dengan angle terbaik.
Fenomena Alam
Suasana sepi mulai merambat
saat hari mulai malam membuat perasaan saya tak nyaman. Saya membayangkan
proses terbentuknya ngarai. Fenomena apa yang terjadi dan berapa lama. Teringat cerita mengenai sesar Cugenang saat gempa Cianjur dulu, membuat saya bertanya-tanya kekuatan sedahsyat
apa yang bisa membentuk lembah setinggi ini.
Lembah Harau sendiri terbentuk
dari patahan yang turun dan membentuk lembah yang cukup luas dan datar dan
terbentuk 30 – 40 juta tahun yang lalu. Pergerakan tektonik membentuk sebuah
lembah yang diapit dua dinding tebing yang sangat curam. Batuan di Lembah Harau sendiri
termasuk jenis bebatuan yang biasanya ditemukan di lautan yaitu batuan brekasi
dan batuan konglomerat. Luar biasa,ya!
Bila teman Menong menyukai keheningan, rasanya bermalam di penginapan di Lembah Harau bisa menjadi pilihan. Tak hanya jaraknya tak seberapa jauh dari kota, keindahan hamparan alam yang menawan akan membuat siapapun akan terlena. Jalan pagi atau bersepeda bisa menjadi pilihan untuk lebih menjelajah lembah.
Jadi kangen banget kampung halaman kalau begini.. Saya aja belum pernah nih kesini
ReplyDeleteMaasyaAllah, salah satu destinasi yang pingin banget aku kunjungi, Lembah Harau. Jadi makin pingin setelah baca artikel ini, suasana alami yang semoga terus lestari.
ReplyDelete'Bekas bencana' aja bisa sebagus ini loh. Nggak salah emang kalo berlibur nggak perlu ke luar negeri, di Indonesia aja ada banyak tempat indah. Salah satunya ya di Sumatera Barat ini.
ReplyDeleteLembah Harau ini salah satu deswinasi wisata yang belum sempat aku kunjungi. Ternyata air terjunnya ada 6 ya. Bahkan hanya berjalan 5 meter aja udah sampai, ada di belakang area parkir. Ada monyet2 ekor panjang ahahaha ga kebayang tuh yang takut jadi ga turun dari mobil. Luas banget ya 669 hektar luasnya.
ReplyDeleteMenarik ya menginap di Lembah Harau selain pemandangan alam dan keheningannya, biayanya juga relatif terjangkau
ReplyDeleteSetelah Mbak Menong menyebutkan tentang bencana Cianjur, saya jadi maju mundur mau memasukkan ini ke wishlist. Kalau saya mungkin juga akan bergidik kalau malam teringat terbentuknya ngarai itu.
ReplyDeleteBagus banget viewnya, tiketnya juga murah, banyak spot bagus.
ReplyDeleteBtw, kalau grand canyon tembalang sepertinya ngg asli mbak. Itu kan awalnya bukit cadas yg dipotong kayaknya. Rumahku di daerah situ tapi malah belum pernah kesana.
Oh begitu ya...mungkin bukit cadas nya memang terbentuk alami namun penamaan 'canyon' nya yang dibuat baru2 ini
DeleteNah menurutku kota dengan pemandangan alam yang memesona warbiasa sumbar. Kece banget alamnya. Terbukti kan di lembaga Harau ini semuanya indah. Air teejunnya masya Allah..jadi pengen kesana euy
ReplyDeleteMaasyaAllah mbayangin hawa dan suasana pagi hari abis shubuh sama suasana malamnya. Saya selalu suka dengan gunung dan pedesaan yang masih asri alami. Ternyata Ngarai kalau diperhatikan bagus juga. Saya sebelumnya nggak tertarik Ngarai. Dulu tinggal ga jauh dari Brown Canyon Semarang tapi malas ke sana, soalnya kelihatan panas dan gersang hehe
ReplyDeleteLembah Harau ini masih jadi wishlistku kalau pergi ke Sumatera Barat keindahannya susah ditandingi tempat lain, ada tempat menginap pula jadi bisa lebih lama menikmati keindahan Harau
ReplyDeleteAku belum pernah ke Sumatera Barat, Sumbar terkenal dengan pemandangan alamnya yang cantik ya kayak ngarai, air terjun, gunung dan pantai semoga selalu terjaga ya
ReplyDelete