Pertengahan tahun ini, adik sepupu kami berniat melepas masa lajangnya. Yuks kita intip list apa saja persiapan pernikahan sederhana yang akan kami gelar.
Konsep Pesta Penikahan
Sedari awal, Arsas dan Drina, sudah sepakat untuk menggelar akad nikah di KUA saja. Lazimnya, akad nikah dilangsungkan di kediaman atau daerah domisili mempelai wanita namun karena kondisi tak memungkinkan (terkait perbedaan KTP dan domisili Drina), kami memutuskan untuk memilih KUA berdasarkan domisili Arsas dan keluarga Arsas lah yang akan menggelar syukuran sederhana.
Konsep utamanya adalah acara yang sederhana menyesuaikan dana yang tersedia. Arsas sendiri dengan jujur menyebutkan nominal dana yang ada. Dengan dana yang tak begitu banyak dan tak bisa mengharapkan orang tua atau keluarga untuk membantu masalah keuangan, kami berharap konsep ini dapat berjalan sesuai yang Arsas dan Drina dambakan.
Konsep syukuran penikahan menyesuaikan dana yang tersedia bukan dana yang menyesuaikan konsep.
Panitia
Awalnya Arsas menyebutkan tak perlu membentuk panitia. Tapi saya beragumen, sesederhana apapun perlu perencanaan yang terorganisir. Karena tak mungkin Arsas atau Ibunda Arsas langsung yang akan mengatur jalannya acara di KUA ataupun di tempat syukuran. Pastinya perlu bantuan orang lain. Akhirnya, adik Arsas didapuk sebagai penanggung jawab acara di KUA dan saya dan Zauji bertanggung jawab di acara syukuran.
Di sela mengurus klaim taspen, menjalani fisioterapi, tugas ke Payakumbuh dan kota lainnya, saya dan Zauji bersemangat untuk mewujudkan wedding dream adik kami tercinta selama 6 minggu dari khitbah hingga akad.
Untuk menghemat biaya, kami meminta bantuan keponakan Zauji untuk menjadi MC dan sepupu saya untuk menjadi fotografer. Sepupu yang lain berjanji membantu untuk make up Ibunda Arsas dan sesepuh lainnya. Ketiganya bergabung dalam wedding organizer profesional berbeda sehingga banyak memberikan masukan. Semua bersedia bekerja tanpa bayaran meski pada akhirnya kami mengalokasikan dana untuk membayar jasa mereka.
Jadilah susunan acara yang dibuat sesederhana. Hal yang lucu adalah saat kami harus memilih perwakilan keluaga untuk memberikan sambutan. Tak ada bapack-bapack yang menyanggupi maklum kami berasal dari keluarga yang grogi bila berbicara di depan umum.
Akhirnya, salah seorang kakak sepupu menyanggupi. Zauji sendiri ‘terpaksa’ didapuk jadi pembaca doa karena tak ada orang yang bersedia. Zauji bahkan menghapal teks nya hingga berhari-hari😘
Tamu Undangan
Jumlah tamu undangan sepakat dibatasi maksimal 40 orang saja dan terbagi dua untuk keluarga mempelai wanita dan mempelai pria. Namun berhubung Arsas berasal dari keluarga yang (sangat) besar, sepertinya ini menjadi diskusi paling alot.
Sebagai WO, saya menegaskan kita harus bersifat ‘tega’ bila tak bisa mengundang semua orang. Ibunda Arsas juga memohon pengertian kepada banyak kerabat alasan mengapa hanya sedikit tamu yang diundang. Tak perlu juga menghiraukan protes atau komentar dari banyak orang. Karena sejatinya segala persiapan pernikahan sederhana ini (terutama dana) akan dibebankan pada Arsas dan keluarganya saja.
Mungkin quote "Selain Donatur Dilarang Ngatur", benar adanya😑
Dari hasil diskusi, muncullah sebanyak 53 orang tamu yang diperkirakan akan hadir (sudah dirinci dari pengantin, orang tua dan kakak/adik pengantin, sesepuh dan pendampingnya). Sepupu yang dihitung hanyalah sepupu yang mendampingi sesepuh saja.
Angka inilah yang kami digunakan untuk memesan jumlah menu.
Venue Wedding
Kami berencana untuk menggelar syukuran di rumah makan atau kafe karena kondisi rumah Arsas dan Drina tidak memungkinkan untuk mengundang orang banyak. Selain bisa menghemat biaya sewa gedung, kami pun tak perlu repot memilih katering karena langsung disediakan oleh pihak rumah makan atau kafe sebagai venue wedding.
Lokasi harus diperhatikan terutama jarak antara KUA dan venue. Bila teman Menong mengundang keluarga dari luar kota, pastikan dekat dengan pintu tol atau tidak melewati jalanan yang relatif macet atau ada penutupan jalan.
Kapasitas venue bisa disesuaikan dengan jumlah tamu undangan. Beberapa venue tidak memiliki ruangan khusus alias bercampur dengan pengunjung lainnya. Hal ini tentunya akan menimbulkan rasa tidak nyaman di acara yang sangat pribadi ini.
Jangan lupa selalu tanyakan jenis menu (tradisional, western atau kekinian) dan cara penyajiannya. Sebagian besar rumah makan atau kafe masih mencantumkan harga di luar pajak (10 – 15%) sehingga teman Menong harus lebih teliti menghitung.
Selain itu beberapa kafe hanya bisa menyajikan dalam bentuk box bukan parasmanan (perhatikan kepantasan saat menjamu sesepuh).
Jam operasional setiap venue akan berbeda, sesuaikan dengan jam acara. Pastikan pula kecepatan chef menyiapkan sajian agar tamu tidak menunggu lama.
Tidak semua rumah makan atau kafe memiliki lahan parkir yang memadai untuk kendaraan roda dua dan roda empat. Parkir di luar area venue sering kali tidak aman karena di luar pengawasan juru parkir.
Tak semua venue memberikan fasilitas secara gratis alat parasmanan, alat makan, kebersihan, listrik, kursi tamu undangan, sound system, keamanan, genset, dan ruang tambahan. Selain itu tanyakan pula maksimal waktu penggunaan venue karena beberapa venue akan menetapkan biaya tambahan.
Pernak Pernik
Walau tak wajib, pastinya kita ingin acara nampak cantik. Kami tak memerlukan dekorasi ruangan karena ruangan yang digunakan sudah terlihat menawan.
Kami hanya menyiapkan pernik lain seperti mahar yang dibingkai menggunakan kotak yang dulu saya gunakan saat menikah, kotak uang yang kami buat dari toples platik besar dengan tutup yang saya jahit sendiri dari kain furing dihiasi pita, buku tamu, piring kertas untuk kue, satu tangkai bunga mawar artifisial, balon dan kipas bentuk love @1 buah sebagai pemanis foto, tissue dan tusuk gigi serta plastik untuk membungkus makanan.
Dari lima poin penting tersebut, barulah teman Menong rinci secara detil persiapan pernikahan sederhana yang harus dilakukan. Setiap orang pastinya memiliki pernikahan impian yang ingin diwujudkan. Bila dana terbatas, bagaimana ya mewujudkannya dengan biaya nikah murah?
punya saudara yang bisa membantu acara pernikahan ini lumayan ngebantu banget ya mbak. Apalagi saling pengertian, tanpa WO pun jalan.
ReplyDeleteAku setuju banget yaa dengan quote ini, selain donatur dilarang ngatur wkwk...Lucu tapi benerrr. Pas ngurus wedding sendiri juga puyeng sendiri. Duit berapa aja kayaknya tetap kurang ya. Sepinter2nya ngatur budget,vtetap aja nombok akhirnya haha..semoga jadi keluarga sakinah mawaddah dan warrahmah ya Drina Dan Arsas.
ReplyDeleteWkwkwk setuju, selain donatur dilarang ngatur dan nggak usah berisik ya. Seru ya jadi WO dadakan, emang sesederhana apapun acaranya harus terorganisir, waktu aku nikah kurang terorganisir jadinya malah kewalahan karena tamunya yang banyak.
ReplyDeletekadang yang diundang hanya orang tuanya saja tapi yang datang satu keluarga :)
DeleteJadi mengenang pernikahanku yang sederhana tapi tetap syahdu ditemani hujan pertama di bulan Juni. Bersyukur punya sodara yang mau bantu, yang cuma komen mohon minggir dulu. hihi, barakallah Mbak untuk pernikahan adik sepupunya, semoga jadi kelurga yang sakinah, mawadah, rahmah. Aamiin.
ReplyDeleteArtikel yang sangat bermanfaat. Terima kasih tipsmya untuk pesta pernikahan sederhana.
ReplyDeleteBeruntungnya memiliki banyak saudara yang bekerja di wedding organizer. Selain sudah pasti terbiasa mengurus pesta pernikahan, mereka pun membantu secara sukarela. Masyaallah.
ReplyDeleteMasyaallah.. meskipun sederhana tetap mengusuh semoga berkah ya mba, jadinya kayak privat gitu ga sih, krn undangan 40 orang aja?
ReplyDeletebukan sengaja privat sih..memang dananya yang cukup segitu :D
DeleteJdi flashback masa2 dlu waktu persiapan wedding. Biasanya emang pihak cewek kan yg paling ribet ngurus ini itu. Emang lebih enak bkin acara sederhana plis intimate gitu ya Mba, lebih praktis dan dananya bsa dipake buat kehidupan rumah tangga yg sebenarnya
ReplyDeleteMasya Allah konsep weeding intimate ya mba. Sayang banget dulu belum tenar konsep kayak gini padahal pernah punya keinginan seperti ini
ReplyDeleteHahahha iya sih ga bolehlah ngatur2 apalagi bukan donatur 🤣🤣 Senangnya kalau banyak saudara yang turut membantu proses pernikahan. Panitia yang solid dan semua pihak bekerjasama dengan baik insya allah acara berlangsung sesuai rencana.
ReplyDeleteWih kompak banget keluarga kalian bisa saling bantu. Lah aku dulu married ya aku dan suami persiapan sendiri hahaaha 😆😆. Ini pas banget ya saudara2 sptnya kerja di wo ya jdi bs memberikan banyak masukan. Selamat menempuh hidup baru uk sepupunya.
ReplyDeleteAku pernah ngalamin jadi WO-WO-an buat adik kandung sendiri yang rencana mau sederhana saja. Cukup di KUA, tapi ujungnya tetap ada syukuran, dan memaksa aku sebagai kakak mesti bikin acara walimatul nikah. Ya, jadinya...begitu deh: non-budgeting. Kalau baca tulisan di atas, rasanya kok enak banget, nyelenggarain dengan anggaran yang tak banyak...hehe
ReplyDeleteSelesai covid, tren pernikahan sederhana ini tetap banyak dilakukan ya dan memang bagus untuk menghemat biaya dan tetap syahdu, suka banget konsep pernikahan ini semoga pengantin samawa selalu yaa..
ReplyDelete