Tak terasa pengalaman menderita kanker payudara yang dialami Ibunda telah menginjak tahun ketiga. Kisah yang dulu dialami kini menjadi cerita bagi kami semua. Masih banyak cerita yang belum dibagikan bagi teman Menong yang juga masih berjuang termasuk cara membaca hasil imunohistokimia atau IHK yang Ibunda jalani.
Awal Kanker Payudara
November 2019, Ibunda merasakan benjolan di payudara sebelah kiri. Karena benjolan semakin besar dan mulai terasa nyeri, akhirnya Ibunda mengatakan keluahannya yang langsung saya tindaklanjuti dengan membawa Ibunda ke RS Hermina Arcamanik Bandung.
Dokter bedah umum, Dr Richard SHL. Tobing, menginstriksikan untuk operasi biopsi.
Benar saja, hasil biopsi menyatakan benjolan itu merupakan carsinoma atau kanker. Mastektomi dilakukan segera di RSUD Ujungberung Bandung dan dilanjutkan dengan kemoterapi di RS Santosa Bandung sebanyak 6 siklus atau 6x untuk 1 paket kemoterapi.
Pasca kemoterapi, Dokter bedah onkologi, Dr. dr. Yusuf Heryadi, SpB(K)onk menginstruksikan untuk melakukan kontrol setiap bulan. Karena kondisi Ibunda baik dan tanpa keluhan, tak ada tindakan lanjutan seperti radiasi atau lainnya. Setiap bulan dokter hanya memberikan resep Sancoidan, herbal untuk meningkatkan daya tahan tubuh penderita kanker.
Dokter Yusuf juga menyarankan agar kami melakukan pemeriksaan imunohistokimia untuk memastikan jenis sel dan asal metastasis sel kanker yang diidap Ibunda. Untuk menyingkat waktu, saya pun berinisitiaf melakukan pembayaran mandiri sebesar 2 juta rupiah agar tak perlu mengantri lama bila dibandingkan dengan fasilitas BPJS yang harus dilakukan di RS Hasan Sadikin Bandung.
Sedimen Masektomi
Sedimen masektomi yang akan diperiksa berasal dari RSUD Ujungberung Bandung, tempat mastektomi dilakukan. Dengan membawa surat pengantar dari Laboratorium Patologi Anaatomi, kami mendapatkan sedimen masektomi yang kami antarkan langsung untuk diperiksa.
Selang beberapa hari, petugas laboratorium menelepon saya dan menyuruh saya kembali ke RS Santosa Kopo. Petugas menerangkan bahwa pemeriksaan imunohistokimia tidak bisa dilakukan pada sedimen yang saya bawa dari RSUD Ujungberung karena di dalam sampel tersebut sudah tidak ada lagi sel kanker yang tersisa. Petugas menyarankan agar kami membawa hasil biopsi yang masih tersimpan di laboratorium patologi anatomi di RS Hermina Arcamanik.
Petugas juga menjelaskan kemungkinan mengapa dalam sedimen masektomi sudah tidak ada sel kanker lagi. Penyebabnya bisa jadi pada saat biopsi (operasi pertama) oleh Dokter Richard, sel kanker sudah terangkat semua.
Jadilah kami kembali ke RS Hermina Arcamanik tempat operasi biopsi dengan membawa surat pengantar dari RS Santosa Kopo.
Hasil Imunohistokimia
Hasil pemeriksaan imunohistokimia kami dapatkan dalam waktu 6 minggu. Setelah mendapatkan hasil, kami kembali berkonsultasi dengan Dokter Yusuf di klinik bedah onkologi.
Pemeriksaan imunohistokimia atau IHK merupakan pemeriksaan untuk mendeteksi berbagai protein yang terkandung dalam sel berbagai penyakit termasuk tumor ganas atau kanker. Pemeriksaan IHK digunakan untuk membantu prognosis (prediksi perkembangan suatu penyakit), obat-obatan, terapi lanjutan.
Dalam kasus kanker, setiap sel tumor/kanker memproduksi berbagai jenis protein yang membentuk perangai dan agresivitasnya. Meski menderita jenis kanker yang sama, setiap individu penderita akan memiliki perangai tumor yang berbeda.
Secara standar internasional, dalam kasus kanker payudara minimal harus diperiksa empat macam protein, diantaranya :
- Reseptor estrogen (ER), menentukan ada tidaknya reseptor terhadap hormon estrogen
- Reseptor progesteron (PR), menentukan ada tidaknya reseptor terhadap hormon progesteron
- Human Epidemal Growth Factor Receptor 2 atau HER2, menentukan ada tidaknya reseptor terhadap Human Epidemal Growth Factor. Reseptor ini membantu mengendalikan perkembangan sel dengan normal dan bagaimana sel tersebut memperbaiki diri. Pada 25% kasus kanker payudara, reseptor ini bertambah banyak yang menyebabkan sel kanker kerkembang tidak normal dan tidak terkendali
- Ki67, protein yang terdapat pada pemukaan sel yang digunakan untuk menentukan kecepatan pembelahan sel yang berkaitan dengan kecepatan pertumbuhan atau agresivitas sel tumor/kanker.
Hasil IHK ER dan PR positif menunjukan tipe kanker yang bereaksi terhadap hormon estrogen dan progesteron yanng berarti kanker yang diderita pasien temasuk kanker hormonal, kanker payudara yang berhubungan dengan aktivitas hormon estrogen dan progesteron yang berfungsi sebagai hormon utama reproduksi wanita.
Hasil HER2 positif menandakan sel kanker berkembang tidak terkendali.
Semakin tinggi hasil Ki67 menandakan perkembangan sel kanker yang semakin agresif.
Kombinasi imunoreaktivitas empat protein ini dapat membantu dokter mengetahui jenis kanker dan memperkirakan kemungkinan perkembangan kanker yang diderita Ibunda. (sumber rsupwahidin.com, www.alodokter.com dan www.unpad.ac.id)
Alhamdulillah dari pemeriksaan immunihistokimia, ada 3 pemeriksaan yang menunjukan hasil negatif yaitu ER-negatif, PR-negatif dan HER2-negatif atau dikenal dengan Triple Negative Breast Cancer (TNBC). Dokter menyatakan hasilnya bagus sehingga insyaallah kondisi Ibunda baik-baik saja dan tidak ada terapi lanjutan.
Kontrol Bulanan
Dengan hasil pemeriksaan imunohistokimia yang bagus, akhirnya Ibunda hanya diwajibkan kontrol setiap bulannya. Terkadang, karena kasihan dengan Ibunda yang harus menunggu antrian lama, akhirnya dokter dan perawat menawari opsi agar Ibunda hanya diberikan resep Sancoidan tanpa diwajibkan bertemu langsung dengan dokter.
Selama beberapa waktu, kami akhirnya hanya datang di jam kontrol untuk mengambil dan menebus resep karena kondisi Ibunda yang beraktivitas normal seperti biasa. Perawat pun rajin bertanya apakah ada keluhan atau tidak.
Setelah mendapatkan hasil pemeriksaan IHK, saya pun mulai mempelajari cara membaca hasil imunohistokimia atau membaca hasil IHK. Langkah selanjutnya, di bulan Juli 2022, saya berinsiatif untuk bertemu dengan dokter Yusuf untuk meminta pemeriksaan lanjut meski kondisi Ibunda tetap dalam keadaan normal. Dokter pun menyetujui pasca kemoterapi pasien tetap harus dikontrol dengan berbagai pemeriksaan termasuk USG perut dan rontgen dada.
Semoga ibunda segera diberi kesembuhan yang paripurna ya... MAkasih sudah sharing cara membaca hasil immunohistokimia. Insyaallah bermanfaat untuk banyak orang...
ReplyDeleteAlhamdulillah, semoga Bunda Mbak Menong sehat selalu. Kebayang rasa campur aduk waktu dibilang ada kanker payudara. Terima kasih untuk ceritanya. Jadi melek sama istilah awam
ReplyDeleteMasyaAllah perjuangan bunda dan Mbak Menong bener2 keren. Hebat dan tabah banget. Aku ikut seneng pas baca 3 hasilnya negatif dan sudah tidak perlu treatment lanjutan. Makasih mbak sharingnya.. Semoga kita semua diberi kesehatan selalu.. Aamiin
ReplyDeleteSehat terus buat ibunda mba. Makasih ilmunya. Ternyata kanker juga bisa terbentuk karena hormon ya.
ReplyDeleteJadi lebih tahu tentang kangker payudara, semoga ibu dan mba Menong selalu dberi kesehatan dankeselamatan ya
ReplyDeleteInnalillahi... Semoga lekas diangkat penyakitnya dan kembali sehat seperti sedia kala. Jadi teringat beberapa tahun silam menemani seornag ibu untuk operasi karena kanker. Alhamdulillah orangnya sembuh.
ReplyDeleteSebetulnya kalau baca beginian bisa panic attack aku. Huhu. Semoga lekas sehat ya kak Ibunya. Baca komen atasku bahwa ada pengalaman sembuh bisa jadi secercah harapan. Untuk yg menemani Ibu juga sehat terus ^^ bismillah semangat!
ReplyDelete