Desember 2021, saya berkesempatan untuk melakukan perjalanan ke Kepulauan Riau. Disana, saya diajak mengunjungi salah satu pantai terkenal yaitu Pantai Trikora 1, Bintan, salah satu pantai ikonik yang menjadi destinasi wisata di Kepulauan Riau.
Besar dan tinggal di kota yang dikelilingi gunung, membuat saya menyukai segala sesuatu hal tentang pantai. Deburan ombak, pasir putih, pohon kelapa, langit biru adalah candu yang memanggil saya untuk selalu kembali.
Saya memang tak pernah sengaja menyempatkan waktu untuk berlibur ke pantai. Rasanya bisa dihitung jari berapa kali kami berkunjung ke Pantai Pangandaran dan Pelabuhan Ratu yang jadi destinasi wisata pantai di Jawa Barat.
Pulau Bintan
Kepulauan Riau atau lebih dikenal dengan sebutan Kepri merupakan provinsi hasil pemekaran Provinsi Riau di tahun 2002 dan menjadi provinsi ke-32 di republik ini. Salah satu pulau di provinsi Kepri adalah Pulau Bintan, pulau berjuluk bumi segantang lada, yang terletak tak jauh dari perbatasan Indonesia - Singapura.
Selain kota Tanjung Pinang yang menjadi ibukota provinsi, di pulau terbesar di Kepri ini terdapat sebuah kota nan cantik yaitu Kabupaten Bintan. Kota yang saya tuju ini berada sekitar 42 km dari bandara Raja Haji Fisabilillah yang terletak di ibukota provinsi. Meski begitu, jarak tempuh terasa tak begitu jauh karena tak ada kemacetan yang menghadang.
Menginap di Comforta Hotel Tanjung Pinang, kami menikmati keheningan Pulau Bintan yang masyur dengan karya sastra nya, Gurindam Dua Belas, buah karya Raja Ali Haji. Sarat dengan budaya dan istiadat melayu, kami menghabiskan dua malam menyambangi keindahan kota Tanjung Pinang dan Kabupaten Bintan yang seolah tak berjarak.
Pantai Trikora
Hari kedua, salah seorang rekan mengajak kami melepaskan penat usai menyelesaikan pekerjaan. Siang itu kami meluncur menyusuri kota yang lengang namun tetap menampilkan keindahannya yang tersembunyi.
Beliau dulu bertugas di ibukota Jakarta sebelum memutuskan untuk mengisi kekosongan pegawai di provinsi Kepulauan Riau ini. Menetap hampir satu dasawarsa, selain berdinas, beliau mengisi waktu luang dengan berkebun. Bahkan kami menyempatkan untuk mampir mengambil hasil kebun berupa pisang dan jagung.
Sepanjang perjalanan diisi dengan cerita nostalgia dan diselingi kisah tentang Pulau Bintan. Beliau pun menawari kami untuk mampir sejenak di beberapa destinasi wisata di seputar Tanjung Pinang - Bintan. Pemberhentian pertama adalah Pantai Trikora yang terletak di Desa Malang Rapat, Kecamatan Gunung Kijang, Pulau Bintan, Kepulauan Riau.
Konon, nama Trikora berasal dari kata 'three corral' , julukan yang diberikan wisatawan pada pantai ini karena banyaknya corral atau karang di pantai eksotis ini. Cerita lain menyebutkan 'Trikora' berasal dari 'Tri Komando Rakyat', sebutan karena dahulu pantai ini menjadi basis pertahanan wilayah terluar Indonesia saat terjadi konfrontasi Indonesia – Malaysia di era Presiden Soekarno.
Pantai Trikora berjarak 45 km atau 1 jam perjalanan dari kota Tanjung Pinang. Jalanan sunyi tanpa hambatan membuat perjalanan seolah tak terasa lama. Kanan kiri jalan disuguhi perkebunan rakyat sederhana yang terlihat hijau. Tak ada akses angkutan umum menuju Pantai Trikora. Sebagai referensi, teman Menong dapat menyewa mobil dari Tanjung Pinang ke pantai Trikora berkisar Rp. 400.000 termasuk sopir atau sepeda motor dengan biaya Rp. 100.000 per hari.
Mendekati pantai, pemandangan berganti menjadi deretan perahu penjaring ikan atau biasa disebut kelong, mangrove, dan indahnya pantai yang menggoda kami untuk segera mampir. Pantai Trikora membentang sepanjang 25 kilometer yang terbagi ke dalam 4 area yaitu Trikora 1, Trikora 2, Trikora 3 dan Trikora 4.
Kami memilih untuk mampir di pantai Trikora 1. Seperti halnya Tanjung Bira di Bulukumba, Sulawesi Selatan, hamparan pasir putih, air biru jernih dihiasi pohon kelapa yang melambai menyambut kedatangan kami. Karena masih dalam suasana pandemi dan hari kerja, tak banyak orang yang datang berkunjung sehingga kami lebih leluasa untuk menjelajah pantai.
Bila teman Menong menginginkan fasilitas penginapan dan akomodasi lainnya, pantai Trikora 3 dan Trikora 4 menjadi pilihan yang lebih tepat. Selain itu, kondisi pantai nampak lebih bersih karena berada dalam pengelolaan manajemen hotel.
Restoran pinggir laut dan permainan banana boat, snorkeling siap menemani teman Menong untuk bersantai menikmati indahnya alam dan menghabiskan waktu liburan bersama keluarga.
Trikora 1
Kami tiba di area parkiran yang nampak sederhana. Tak ada loket tiket di area parkir sehingga kami langsung meluncur memasuki pantai. Tak jauh dari mobil berhenti, berderet kamar mandi berpintu. Biasanya saya selalu menghindari toilet umum karena khawatir kebersihan nya. Namun, setelah saya intip, kondisi toilet tak seburuk yang saya bayangkan. Meski tak mewah, namun ruang kamar mandi lumayan bersih dan bisa digunakan versi saya pribadi.
Walau tak banyak fasilitas mewah, teman Menong tak perlu khawatir, Pantai Trikora 1 dan Pantai Trikora 2 tetap menyajikan pemandangan tak kalah indah meski terlihat sederhana.
Pantai Trikora memiliki karakteristik unik berupa pasir putih dan pantai yang dihiasi bebatuan besar, siap memanjakan mata untuk tak lepas memandang jernihnya air laut yang berwarna hijau kebiruan. Pantai Trikora telah lama dijadikan destinasi wisata oleh pemerintah daerah setempat.
Tak perlu khawatir dengan budget pas-pasan, banyak kedai yang menjajakan makanan dan minuman di sepanjang pinggir pantai. Saung kecil bisa kita sewa dengan harga Rp. 50.000 untuk tempat berteduh dan melepas lelah.
Di saung ini, kami melanjutkan percakapan sembari menikmati salah satu jajanan favorit saya, otak-otak. Otak-otak, kuliner khas sumatera yang terbuat dari ikan laut atau cumi-cumi. Rasanya berbeda dengan otak-otak yang kami cicipi di tanah Jawa, sepertinya karena ikan laut yang berbeda sebagai bahan dasarnya.
Sebagai catatan, di masa pandemi dan khususnya di hari kerja, tak banyak wisatawan yang berkunjung ke Pantai Trikora 1 sehingga pantai relatif lebih sepi. Tentunya kita jadi lebih leluasa untuk menikmati suasana pantai tanpa terganggu pengunjung lain.
Hanya saja, sebaiknya teman Menong membawa bekal sendiri dari rumah untuk mengantisipasi sedikitnya kedai makanan yang buka.
Destinasi Favorit
Tak banyak orang yang tahu destinasi yang satu ini. Berada jauh dari destinasi favorit Indonesia seperti Pantai Kuta, Bali atau Raja Ampat, Papua Barat, membuat Pantai Trikora kalah popular. Namun semua ini tak mengurangi pesona pantai yang masih dikelilingi pedesaan ini.Pantai Trikora memiliki pemandangan yang berbeda dengan pantai lain. Pantai ini memiliki karakter unik karena pada saat surut akan berubah menjadi kubangan lumpur. Pantai ini dipagari pohon kelapa yang berjejer dipadukan dengan pohon bakau menambah keasrian dan kecantikan pantai.
Batu besar menjadi ciri khas pantai Trikora 1 yang sering dijadikan spot foto yang instagramable oleh para pengunjung. Tak hanya itu, banyak pemancing yang memanfaatkan batuan besar ini sebagai spot terbaik.
Pantai ini sudah menjadi tujuan wisata domestik dan mancanegara. Tumpukan batu besar agak ke tengah laut menyerupai pulau yang dapat teman Menong naiki. Hati-hati jangan sampai tergelincir saat melangkah.
Saya semakin asik mencari spot terbaik. Saya pun menyempatkan diri untuk ber-selfie dan menikmati air laut yang menyentuh lembut kaki saya, mencari kerang dan kelomang di antara deburan ombak.
Bila nanti teman Menong berkunjung ke Pantai Trikora 1, Bintan, jangan lupakan kaca mata hitam dan topi karena cuaca sangat terik. Tak banyak tempat sampah yang bisa kita jumpai di sana sehingga jangan lupa untuk membawa pulang sampah apapun yang teman Menong buang. Sayangi pantai nya, jaga lingkungan nya!
Referensi Pantai Trikora 1, Bintan dari berbagai sumber
wah Riau selalu punya tempat tersembunyi keren gini ya. duh kapan ya bisa jalan ke riau. terasa jauh tapi sungguh menggoda hati buat datang
ReplyDeletePantainya bagus ya mbak.Jadi kangen Indonesia, karena di sana banyak sekali pantai yang indah.
ReplyDeleteiya betul mba...banyak banget pantai yang indah...justru pantai yang tidak terkenal...masih lebih nyaman untuk dikunjungi
DeleteMasyaallah, senangnya kalau ke pantai cuacanya bagus seperti ini. Terakhir saya ke pantai malah mendung jadi kebanyakan menghabiskan waktu di hotel.
ReplyDeleteiya mba..tergantung cuaca..dulu pernah ke Pangandaran pas musim hujan...ga bisa ke pantai...ga bisa ke tempat wisata lain jadi diam aja di hotel..hehehe
DeleteWarna pantainya masih bagus banget dan bersih, ya mba. Bikin pingin berenang...
ReplyDeleteJadi pengen ke riau deh bacaaanya
ReplyDeletePantainya masih asri banget
ReplyDeleteSemoga tetap terjaga
Asli ngiler banget pengen kesana liat foto-fotonya
Pengen coba otak-otaknya juga hehe
ReplyDeletedi Bandung juga banyak tapi rasanya beda...mungkin karena ikan dan bumbu nya juga beda
DeletePantainy bagus y mb...indah bgt ada batu2ny yg gede2 gt
ReplyDeleteFotonya lengkap bgt mba. Sampai ada foto kamar mandinya jga, hehe. Tapi jauh yaaa di Riau huhu
ReplyDeletePantai nya indah bangeet mba.. Sebagai anak gunung memang senang dengan pantai meski tidak bisa berenang..
ReplyDeleteLihat pantainya bersih bgt loh mbak menong. Aku nggak terlalu tertarik liburan ke pantai, tapi kalau lihat pantainya bersih macam ini sih kayaknya asyik juga.
ReplyDeleteUdah pernah ke Tanjung Bira karena pasir putihnya cantik , iniada pantai Trikora denan pasir putih juga. Pasti menyenangkan healing time disana.
ReplyDeletesaya suka banget sama Tanjung Bira...jatuh cinta banget pokok nya
DeleteSekarang ada lagi mbak destinasi yang gak kala keren. Namanya Tanjung Bara, disana pasir putih jga😍
DeleteMasyaallah pantainya bagus banget,bersih lagi. Smoga terjaga ya mbak keaslian dan kebersihannya.
ReplyDeleteYa ampun, pantainya bagus banget, cantik, ada bebatuan besar dan terutama bersih ya, ada pula toilet yang cukup bersih jadi nyaman kalau mau ke toilet atau bebersih habis berendam
ReplyDelete