Tahun
2019 menjadi tahun luar biasa bagi kami berdua, saya dan Zauji. September 2019,
Zauji tiba-tiba kehilangan separuh penglihatannya. Dokter menyatakan retina Zauji terlepas atau yang biasa disebut dengan ablasio retina. Ablasio retina merupakan kondisi lepasnya retina yang mengakibatkan luas pandang menyempit atau bahkan buta permanen. Pengalaman penderita
ablasio retina ini kami bagikan kepada teman-teman yang masih awam dan belum mengenal ablasio retina.
Apa itu Ablasio Retina?
Teman Menong pasti tahu, retina merupakan lapisan syaraf mata yang bekerja seperti film.
Cahaya akan masuk ke dalam mata melalui kornea, menuju pupil lalu diteruskan oleh lensa mata dan memfokuskannya pada retina. Rangsangan cahaya pada retina akan diteruskan ke otak sehingga kita
dapat melihat sutau obyek atau benda.
Dalam kondisi tertentu, gangguan pada retina akan mengakibatkan gangguan
penglihatan, salah satunya ablasio retina. Ablasio retina terbagi menjadi 3 jenis, ablasio retina regmatogen (penurunan kualitas tubuh vitreous karena faktor usia), ablasio retina traksional (adanya jaringan parut yang tumbuh abnormal biasanya efek dari diabetes) dan ablasio retina eksudatif (adanya pengendapan cairan di bawah bagian retina akibat peradangan, tekanan darah tinggi parah, tumor atau kanker).
Ablasio
retina dapat disebabkan minus tinggi seperti yang dialami Zauji yang sudah berkaca mata tebal sedari SMP, seringnya mengangkat benda berat (pantangan
ini mungkin yang tidak disadari oleh banyak orang dengan minus tinggi),
terjatuh (kecelakaan) atau benturan keras.
Gejala Ablasio Retina
Bagi
beberapa pasien, kasus ablasio retina bisa muncul tiba-tiba tanpa peringatan, pada salah satu mata atau keduanya. Awalnya Zauji seolah-olah melihat serabut yang berterbangan dalam mata kanan yang tak bisa dilihat dari luar. Saat bertemu dokter spesialis mata, dokter menyatakan syaraf mata kanan Zauji terlepas sehingga menyarankan Zauji untuk segera memeriksakan diri ke RS Mata Cicendo yang memiliki fasilitas lebih lengkap agar segera mendapatkan tindakan terapi fotoagulasi laser untuk menempelkan kembali syaraf yang terlepas.
Qodarullah, kami terlambat untuk memeriksakan diri. Seperti pengalaman penderita ablasio retina lainnya, Zauji mengalami penurunan luas
pandang, saat melihat sesuatu seolah ada tirai menutupi
pandangan, meski hanya gelap sebagian bukan seluruh mata.
Saat tiba di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Mata Cicendo, dokter yang memeriksa menyatakan retina sudah terlanjur lepas sehingga laser sudah tidak efektif dilakukan. Penanganan satu-satunya adalah operasi yang dijadwalkan segera.
Penanganan Ablasio Retina
Seperti yang saya tuangkan di tulisan mengenai ablasio retina, ablasio retina dapat ditangani salah satunya dengan vitrektomi, pengambilan gel vitreous (badan bening mata) dan menggantinya dengan menyuntikan gelembung gas atau silicon oil sebagai penahan retina agar tetap pada posisinya.
Seiring waktu, gelembung gas akan hilang dan tergantikan oleh cairan mata alami. Apabila pasien menggunakan silicon oil, diperlukan tindakan pengangkatan silicon oil atau evakuasi silicon 3 – 6 bulan pasca operasi.
Metode lainnya adalah sceral buckling yaitu pemasangan ikat silicon pada sklera (bagian luar putih mata). Silicon akan mendekatkan dinding bola mata ke retina sehingga retina kembali ke posisi semula. Bila ablasio retina sudah sangat parah, silicon akan dipasang melingkari mata secara permanen namun tidak akan menghalangi penglihatan.
Penentuan tindakan penanganan ablasio retina didasarkan pada kasus yang dialami pasien. Berdasarkan pengalaman penderita ablasio retina, terkadang dokter akan menerapkan lebih dari satu metode untuk menangani ablasio retina.
Proses Operasi
Zauji sendiri sudah mengalami 7 x operasi penanganan ablasio retina dari mulai pemasangan silicon oil 1300 cSt, silicon dengan viskositas paling ringan, silicon oil 5000 cSt, penyuntikan gas CF6, sceral buckling dan silicon HD, silicon dengan viscositas terberat.
Sebelum tindakan operasi, pasien harus dipastikan dalam keadaan sehat dan bebas covid 19 yang direkomendasikan dokter spesialis penyakit dalam dan spesialis anestesi dengan melakukan pemeriksaan darah, rontgen, dan EKG.
Pasien yang
akan melakukan operasi harus sudah berada di RS Mata Cicendo, H-1 operasi dan
apabila kondisi normal atau tidak ada kasus tertentu, pasien sudah bisa kembali
ke rumah H+1 operasi. Seperti biasa pasien diharuskan puasa 6 jam sebelum
operasi. Operasi berlangsung kurang dari 1 jam dengan bius lokal (hanya bagian
mata saja yang dibius). Bila tak ada mual dan muntah hebat efek obat bius,
pasien bisa langsung makan pasca operasi.
Kontrol pasca operasi dilaksanakan
seminggu pasca operasi. Sebelum
pulang, perawat memberikan beberapa aturan yang harus dipatuhi pasien selama
perawatan di rumah.
Hasil Akhir Operasi Ablasio Retina
Hingga kini, silicon HD, operasi hampir dua tahun yang lalu masih belum dievakuasi dari mata kanan Zauji. Secara alami, silicon HD yang merupakan benda asing akan menurunkan fungsi papil sehingga saat ini penglihatan Zauji perlahan menurun.
Alhamdulillah a'la kulli hal
Atas ijin Allah, ikhtiar maksimal akan segala kami lakukan selama dokter sebagai ahli memberikan jalan kepada kami. Rangkaian operasi yang Zauji alami, menjadi inspirasi untuk menuliskan kisah pengalaman penderita ablasio retina.
Pengalaman penderita ablasio retina sebagai pelajaran bagi siapapun yangn mengalami gejala yang sama, semakin cepat ditangani, ablasio retina akan semakin berpeluang untuk sembuh.
Dan yang terpenting adalah pencegahan berupa pemeriksaan mata secara teratur
bagi orang dengan resiko tinggi seperti minus tinggi, penderita diabetes, orang
dengan aktivitas cedera tinggi.
Post a Comment
Post a Comment