Rasanya sudah berabad
lamanya, saya tidak berolah raga. Meski tahu pasti, rutin berolah raga penting
bagi kesehatan, jadwal olah raga sering kali terlewat. Sepertinya niat memang
menjadi faktor yang utama.
Saya bukan penggemar olah
raga sehingga selalu saja mencari alasan untuk tidak ikut serta dalam segala
jenis kegiatan olah raga. Jaman sekolah, nilai pelajaran olah raga bisa jadi menjadi
nilai terendah disamping nilai fisika dan matematika yang memang tidak saya kuasai
dengan baik.
Satu-satunya olah raga
yang bisa saya lakukan mungkin hanya badminton. Dulu, kami mempunyai jadwal
khusus untuk bermain badminton di teras rumah Embah setiap sore. Tak ada olah
raga khusus yang rutin saya kerjakan namun ada beberapa olah raga yang sempat
saya tekuni dengan serius.
Karate Woman Self Defense of Kopo Ryu (WSDK)
Well, mungkin sedikit
mengejutkan bila saya katakan pernah mempelajari bela diri yang satu ini. Seperti
banyak hal lain yang saya tekuni berawal dari rasa penasaran, karate khusus
perempuan ini saya pelajari karena kebutuhan utnuk menjaga diri karena seirng
bepergian sendirian. Karate khusus ini mengajarkan perempuan membela diri
dengan peralatan sederhana seperti lisptik, payung atau botol air mineral. Kendati
terlihat sederhana dan ringan, WSDK juga mengajarkan olah pernafasan dan
kebugaran tubuh.
Yoga
Hampir 10 tahun yang lalu
saya berkenalan dengan olah raga yoga. Rasa penasaran saya membawa saya bertemu
seorang instruktur yoga bersertifikat internasional, Mrs Maya. Di kelas yoga
khusus putri ini saya belajar banyak hal terutama cara mengolah pernafasan,
kelenturan dan keseimbangan tubuh. Mungkin inilah olah raga terlama yang saya tekuni. Meski saya tak lagi bergabung dengan Mrs Maya di studio yoga milik beliau, saya masih menekuni yoga di tempat lain. Beberapa pose yoga sederhana bisa dengan mudah dipraktekan di rumah tanpa didampingin instruktur.
Jalan Kaki
Pada akhirnya, jalan kaki menjadi pilihan saya yang terlanjur mager di waktu luang. Dulu, saat masih bekerja di Cianjur, karena luasnya lahan, saya menjadi terbiasa untuk kaki minimal 5000 langkah setiap hari. Ditemani udara segar khas pedesaan, olah raga minimalis ini bisa saya lakukan tanpa effort berlebihan kecuali niat yang kuat. Di tengah perjalanan banyak hal yang bisa kami lakukan seperti melihat-lihat tanaman atau memetik buah-buahan.
Kini, saat lebih sering di rumah, berjalan kaki setiap pagi menjadi agenda rutin saya dan Zauji. Hal inilah yang menjadi andalan agar tetap bisa berolah raga meski saat sedang berpuasa. Menaiki tangga menjadi pilihan agar tubuh tetap bergerak. Terlebih bagi kami, pegawai yang lebih banyak bekerja di ruangan dalam posisi duduk. Sebetulnya jalan kaki merupakan olah raga yang mudah dan murah. Dan alasan apalagi yang akan membuat kita malas berolah raga?😍
Puasa jangan membuat kita mager dan pastinya tips olahraga saat puasa bisa kita praktikan dengan yang paling mudah dan paling nyaman. Kuys ah!
Post a Comment
Post a Comment