Tak pernah terbayangkan
sebelumnya, bila suatu hari kami akan dihadapkan dengan vonis berat seperti
itu. Rasanya seperti mimpi saat dokter menyampaikan hasil laboratorium operasi pertama
ternyata menunjukan ada sel kanker yang bersemayam di tubuh Ibunda. Semoga pengalaman BPJS untuk pengobatan kanker payudara ini dapat menjadi referensi bagi teman Menong.
Rujukan di Faskes 1
Berpasrah dan menerima
takdir Allah, ikhtiar tetap kami jalankan baik melalui pengobatan medis maupun
pengobatan herbal sebagai pendukung. Ibunda adalah wanita tegar yang penuh
semangat untuk kembali sehat. Dari mula muncul gejala benjolan di bulan
pertama, saya dan Ibunda berbagi tugas untuk segera mendapatkan pengobatan terbaik.
Alhamdulillah, di usia menjelang 70 tahun, Ibunda masih bisa beraktivitas
mandiri sehingga beliau langsung bergerak cepat mengurus rujukan ke fasilitas
kesehatan tingkat 1 (faskes 1) yakni di puskesmas terdekat dan selesai di hari
yang sama.
Sebenarnya adik saya
sejak lama berkeinginan memindahkan faskes 1 beliau ke klinik seperti halnya
kami berdua yang memilih klinik pratama sebagai faskes 1, namun karena di area
rumah belum ada klinik yang memberikan layanan faskes 1 BPJS, niat itu tertunda
hingga beberapa lama. Tak ada halangan karena pihak puskesmas tentunya memahami
kondisi Ibunda yang memerlukan perawatan lebih di faskes 2 yang lebih baik.
Kami memilih RS Hermina
sebagai faskes 2. Dan ternyata, meski lebih dekat, RS Al Islam Bandung tidak
bisa otomatis menjadi faskes 2 karena RS Al Islam memiliki tipe yang berbeda.
RS Hermina sendiri merupakan RS tipe C sedangkan RS Al Islam merupakan RS tipe
B sehingga pasien akan dirujuk terlebih dahulu ke RS tipe C yaitu RS Hermina.
Kami pun segera mengurus
ke bagian BPJS. Karena ini pertama kali Ibunda berobat setelah sekian lama,
kami harus kembali mengurus pendaftaran BPJS di lantai dasar meski sudah mendapatkan
antrian nomor berobat melalui online. Antrian lumayan lama karena semua pasien
BPJS mengantri di tempat yang sama. Setelah proses verifikasi selesai
(pengecekan status BPJS dan berkas yang dipersyaratkan), kami bisa melakukan
pendaftaran ulang dan pemeriksaan awal seperti tensi dan keluhan umum di klinik
bedah.
Operasi Pertama dan Masektomi
Kami sengaja kembali
memilih dr Richard SHTL, SpB sebagai dengan pertimbangan, saya
sendiri pernah menjadi pasien beliau dan merasakan kebaikan beliau sewaktu
menjalani operasi ganglion beberapa tahun yang lalu. Saat memeriksa kondisi
Ibunda, Benar saja, dr Richard langsung memutuskan untuk operasi segera mungkin
namun karena dalam waktu dekat Zauji harus menjalani operasi juga, saya meminta
dokter untuk menjadwalkan pasca operasi Zauji.
Selama proses pengobatan,
kami difasilitasi BPJS. Alhamdulillah sejak awal adanya BPJS mandiri, kami mendaftarkan
Ibunda untuk menjadi peserta BPJS mandiri sehingga saat memerlukan pengobatan,
beban biaya dapat berkurang. Tentunya kewajiban sebagai peserta yaitu iuran
bulanan tidak boleh diabaikan.
Seperti biasa, petugas BPJS di RS akan melakukan verifikasi data dan administrasi
untuk kelengkapan tindakan operasi. Jadwal sudah disepakati dan petugas
memberikan penjelasan apa yang harus Ibunda dan keluarga lakukan menjelang
operasi. Konsultasi ke bagian penyakit dalam dan anestesi dan melakukan
pemeriksaan darah dan rontgen dilakukan sesegera mungkin asal masih berada
dalam rentang waktu yang diperkenankan.
Tak disangka, hanya
berselang lebih dari seminggu, benjolan yang sedianya berukuran kecil mulai
membesar dengan cepat dan terasa nyeri. Saya pun tak menunda untuk
berkonsultasi dengan dr Richard. Saya ingat, kami bertemu dr Richard di hari Jumat
bada magrib. Saat itu juga, beliau langsung menelepon petugas BPJS untuk penjadwalan
ulang di hari senin dan menyetujui pemberkasan dilakukan menyusul. Meski pemeriksaan
pra operasi Zauji dilakukan pada hari Selasa, saya tidak punya pilihan lain
karena saya paham pengobatan kanker harus dilakukan segera agar penyebaran
tidak meluas cepat.
Alhamdulillah proses
operasi berjalan lancar. Seperti yang disampaikan petugas BPJS, semua biaya
pengobatan ditanggung pihak BPJS, begitu pula saat Ibunda menjalani masektomi
di RS Ujungberung. Proses perpindahan administrasi BPJS antar rumah sakit dilakukan
dengan mudah tanpa kendala dan tak ada biaya yang dikeluarkan.
Kemoterapi
Kemoterapi dilakukan
segera tanpa menunggu luka pasca operasi sembuh dengan tuntas. Karena kemoterapi
hanya bisa dilakukan di RS tertentu, kami mencari alternatif RS lain selain RS
Hasan Sadikin karena saat itu RS Hasan Sadikin menjadi RS rujukan pasien Covid
19 yang tentunya bukan tempat yang aman bagi semua orang. Setelah mencari informasi
ke berbagai RS, RS Santosa Kopo yang merupakan Cancer Center bisa
menerima pasien kemoterapi dengan biaya 100% ditanggung BPJS.
Proses pengajuan
pengobatan dengan BPJS tentunya dimulai dengan pengajuan kepada pihak BPJS RS
Santosa Kopo. BPJS RS Santosa Kopo menempati ruangan tersendiri di lantai 2
dekat dengan bagian pendaftaran. Seluruh berkas yang diperlukan diserahkan dan proses
verifikasi akan dilakukan sebelum pasien mulai berobat di RS Santosa Kopo. Petugas
melayani dengan baik dan memberikan penjelasan lengkap. Alhamdulillah, semua berjalan
lancar.
Pendaftaran bagi pasien
BPJS dilakukan tak jauh beda dengan pasien umum, hanya hanya tentunya
kelengkapan berkas yang harus selalu diperhatikan setiap akan kontrol. Berkas BPJS
terbagi dua yaitu berkas untuk kontrol di klinik Bedah Onkologi dan berkas
untuk kemoterapi di lantai 5 Cancer Center.
Selama proses kemoterapi
tak ada kendala yang berarti selama rujukan dari faskes 1 berlaku, berkas lengkap dan mematuhi jadwal dan aturan. Biaya kemoterapi sendiri bisa mencapai Rp. 10 juta per sesi. Dalam 1
paket ada 6x kemoterapi. Tentunya dapat dibayangkan biaya yang harus
dikeluarkan pasien kanker untuk menuntaskan. Belum lagi pemeriksaan dokter, laboratoriumd dan lainnya Alhamdulillah, Allah memberikan kemudahan lewat keikutsertaan
Ibunda di BPJS mandiri.
Saat ini, Ibunda
sudah kembali beraktivitas setelah dinyatakan sehat oleh dokter, meski demikian,
Ibunda tetap diwajibkan kontrol setiap bulan, menjaga pola makan dan gaya
hidup.
Dan semoga Pengalaman BPJS untuk pengobatan kanker payudara bermanfaat bagi teman Menong.
Hai mba,, boleh minta kontak pribadinya untuk tanya2 ttg kemo kanker Payudaranya? Qodarullah ibuku juga akan menjalani ini
ReplyDeleteHai juga kak...silakan kirim email ke justmenong@gmail.com...nanti kita berkirim kabar di email terlebih dahulu ya
DeleteSyafahallah syiafaan ajilan...semoga Allah menyembuhkan penyakit Ibunda Mba dengan kesembuhan sempurna..aamiin
Assalamualaikum kak..bs sharing infonya..apa boleh saya kirim email
ReplyDelete