Pengalaman menderita kanker payudara membawa kami kepada babak baru kehidupan yang tak pernah kami bayangkan sebelumnya. Di awal pandemi Covid 19, kami harus berjuang melawan 'penyakit' yang rasanya dahulu terasa jauh dari hidup kami. Pasca operasi biopsi dan masektomi, kemoterapi menjadi langkah kami berikutnya. Selain itu kami juga mempelajari standar pelayanan kemoterapi di rumah sakit.
Alhamdulillah, Allah mempertemukan kami dengan banyak orang baik yang akhirnya menghantarkan kami untuk melanjutkan perjalanan kemoterapi di RS Santosa Kopo, Bandung.
Saat ini, RS Santosa Kopo, Bandung menjadi satu-satunya RS yang masih menyediakan layanan kemoterapi bagi penderita kanker. Alhamdulillah, proses klaim BPJS berjalan dengan lancar. Setelah administrasi selesai, sesi pertama kemoterapi pun dimulai.
Standar Pelayanan Kemoterapi
Standar pelayanan tentunya akan kurang lebih sama di setiap rumah sakit yang memberikan fasilitas kemoterapi baik bagi pasien mandiri atau BPJS/asuransi kesehatan lainnya.
Standar pelayanan ini memiliki urutan:
- Asesmen oleh dokter penanggung jawab
- Pembuatan protokol kemoterapi
- Peresepan obat kemoterapi. Pasien diberikan rejimen yanng harus diserahkan ke bagian kemoterapi
- Mendaftar rencana kemoterapi
- Pasien bersiap di ruang kemoterapi. Biasanya pasien harus menjalani tes darah, tekanan darah dan lainnya terlebih dahulu untuk mengetahui kondisi tubuh.
- Penyerahan obat kemoterapi oleh petugas apotek ke petugas kemoterapi
- Tindakan kemoterapi
- Observasi pasien apakah pasien dapat langsung pulang atau harus rawat inap
Sesi Pertama
16 April 2020.
Jam 06.30 WIB kami sudah bersiap di Cancer Center, RS Santosa
Kopo, Bandung. Cancer center berada di belakang gedung utama rumah sakit yang
terhubung melalui penghubung di lantai 3 tak jauh dari klinik bedah onkologi. Karena
ini pertama kali kami melakukan kemoterapi, sembari menunggu kami saling
berbagi cerita dengan pasien lain.
Jam 07.00 WIB, petugas memperbolehkan kami naik ke lantai 5
dan hanya 1 orang penunggu yang diperkenankan masuk. Sebelum melakukan
kemoterapi, pasien harus melakukan pemeriksaan darah terlebih dahulu. Jadilah kami
kembali ke laboratorium di gedung utama lantai 1. Petugas lab mempersilakan
kami untuk kembali ke ruang kemoterapi karena hasil lab akan diserahkan
langsung kepada perawat di Cancer Center.
Tak terkesan seperti ruangan yang menyeramkan, unit
kemoterapi ditata sedemikian rupa untuk menampung lebih dari 10 pasien yang terbagi
menjadi 2 ruangan tanpa sekat. Tak ada pemisah antara pasien umum dan BPJS. Semua
pasien kemoterapi dilayani dalam ruangan yang sama, ruangan yang bersih dan
nyaman.
Kali pertama itu, ada 5 orang dengan sebagian besar merupakan
penderita kanker payudara seperti halnya Ibunda dan semuanya sudah berumur di
atas 50 tahun. Tak tampak kesedihan atau raut wajah yang murung. Semua tampak
happy dan bersiap menghadapi kemoterapi kesekian kalinya dengan riang dan
semangat.
Sambil menunggu perawat menyiapkan obat kemoterapi untuk
masing-masing pasien, kami meneruskan obrolan di ruang tunggu tadi sambil tak
lupa menyiapkan bekal untuk kami santap. Ya....semua berjaga membawa bekal
makan siang dan camilan karena kemoterapi baru selesai sore nanti. Kami pun jadi memahami standar pelayanan kemoterapi di rumah sakit.
Sebagai newbie, kami mendengarkan nasihat pasien lain yang
sudah memiliki pengalaman menderita kanker payudara dan menjalani kemoterapi ke 4 – 5x. Semua sepakat, semangat sehat kembali dan
pasrah kepada Illahi adalah kunci menghadapi ujian ini. Kami juga saling bercerita bagaimana kami melakukan persiapan kemoterapi sebelumnya.
Kemoterapi
Kemoterapi merupakan salah satu prosedur pengobatan kanker
yang menggunakan bahan kimia yang sangat kuat untuk menghentikan atau
menghambat pertumbuhan sel kanker dalam tubuh. Ada dua cara kemoterapi yaitu dengan
obat atau infus yang ditentukan berdasarkan jenis dan stadium kanker serta
kondisi kesehatan pasien.
Kemoterapi dilaksanakan 6 sesi untuk 1 paket atau siklus dalam rentang
waktu 3 minggu per sesi. Kemoterapi memberikan efek samping dalam tubuh yang
berbeda-beda pada tiap pasien.
Salah satu pasien mengatakan efek gatal akan langsung terasa
setelah 30 menit cairan infus masuk ke dalam tubuh. Efek lain adalah kerontokan
rambut secara bertahap, kehilangan indera perasa sehingga tidak nafsu makan, pusing,
dan lainnya.
Kemoterapi berlangsung hingga jam 5 sore. Karena kondisi Ibunda dalam keadan sehat maka perawat memperbolehkan kami pulang (sebagian pasien dengan kondisi tidak sehat diharuskan menjalani rawat inap). Kemoterapi berikutnya
akan dilakukan 3 minggu ke depan. Perawat mengingatkan agar Ibunda selalu
menjaga daya tahan tubuh dan jangan lupa untuk meminta regimen dan mendaftar kemoterapi untuk sesi kedua.
Inilah sesi pertama kemoterapi yang dialami Ibunda. Standar pelayanan kemoterapi di rumah sakit pun sungguh luar biasa. Bagaimana hari-hari Ibunda pasca kemoterapi sesi pertama ya?
Post a Comment
Post a Comment