Persiapan kemoterapi kanker payudara yang diderita Ibunda tentunya harus dilakukan segera. Kisah di awal pandemi Covid 19 menorehkan cerita tersendiri bagi kami. Pasca biopsi di RS Hermina Arcamanik dan mastektomi di RSUD Ujunngberung, Bandung, dr. Richard Sumihar Hasudungan Lumban Tobing, Sp.B merujuk tindakan kemoterapi sesegera mungkin.
Alhamdulillah, akhirnya kami bisa melanjutkan ikhtiar kami di di RS Santosa Kopo, Bandung. sebagai satu-satunya RS yang masih menyediakan layanan kemoterapi bagi penderita kanker. Kemoterapi merupakan terapi pengobatan menggunakan obat-obat khusus untuk membunuh sel kanker agar tidak tumbuh dengan cepat dan menyebar ke organ lainnya.
Proses klaim BPJS berjalan dengan lancar. Dengan bantuan staf BPJS dan karyawan di bagian pendaftaran di RS Santosa Kopo, kami diinstruksikan untuk melakukan konsultasi dengan dokter bedah onkologi untuk pertama kalinya. di hari kamis.
Kontrol Pertama
Perjuangan berkeliling mencari RS berakhir juga berkat informasi beberapa teman. Klinik bedah onkologi (bedah kanker) RS Santosa Kopo buka setiap
hari Senin dan Kamis, jam 16.00 WIB.
Kontrol pertama ini kami mendapat urutan
nomor 104. Karena klinik bedah onkologi tutup selama 2 minggu, pasien kontrol
mencapai lebih dari 125 orang, jauh lebih banyak dibanding hari biasa. Ibunda yang
sudah bersiap dari jam 18.00 WIB ternyata mendapat panggilan jam 20.30 WIB
lebih.
Kali pertama kami bertemu dengan Dr. dr. Yusuf Heryadi,
SpB(K)onk. Tak banyak bicara, dokter hanya memeriksa rekaman medis termasuk
hasil patologi dari mastektomi. Dokter Yusuf menyatakan kemoterapi harus
dilakukan segera namun sebelumnya harus dilakukan pemeriksaan jantung terlebih
dahulu.
Pemeriksaan hanya dilakukan 5 menit saja berhubung antrian masih
banyak. Sesuai protokol kesehatan untuk jaga jarak dengan meminimalisir kontak
fisik, dokter juga tidak memeriksa luka pasca mastektomi hanya menyuruh perban
harus sering diganti dan jahitan sudah bisa dilepas. Bila sudah benar-benar
kering.
Pemeriksaan Pra Kemoterapi
Selanjutnya perawat memberikan saran agar kami melakukan
pemeriksaan jantung dengan menggunakan biaya mandiri atau jalur umum agar kemoterapi
bisa segera dilakukan tanpa menunggu penggunaan BPJS yang harus jeda 1 bulan
setelah pemeriksaan terakhir. Perawat juga menyarankan kami kembali ke RSUD
Ujungberung atau faskes 1 untuk mengecek jahitan pasca mastektomi karena keterbatasan
waktu di RS Santosa.
Hari itu juga pemeriksaan jantung dilakukan karena pembayaran dilakukan secara mandiri. Setelah
dinyatakan sehat kami pulang karena pendaftaran kemoterapi hanya bisa dilakukan
di pagi hari. Sebelum melanjutkan ke bagian kemoterapi kami harus mendapatkan
regimen (resep kemoterapi) dari dr. Yusuf sehingga kami harus kembali pada hari
Senin sore.
Selain regimen, Ibunda juga mendapatkan obat untuk memperkuat daya tahan tubuh dan penghilang sakit (obat ini diminum hanya bila merasakan sakit saja).
Alhamdulillah perawat dan staf RS Santosa Kopo sangat
membantu sekali. Setelah kami mendapat regimen dari dokter, pendaftaran kemoterapi
dilakukan di Cancer Center. Kemoterapi di RS Santosa Kopo dijadwalkan setiap
hari Senin – Jumat dari jam 07.00 – 17.00 WIB.
Pasien yang akan menjalani kemoterapi harus dalam keadaan sehat sehingga disarankan untuk makan dan istirahat cukup.
Pengobatan kemoterapi tergantung jenis, stadium, dan lokasi kanker. Secara umum, kemoterapi kanker sering diberikan menggunakan sistem siklus atau frekuensi pemberian obat kemoterapi. Berdasarkan informasi, Ibunda akan mendapatkan kemoterapi setiap tiga minggu sekali. Siklus kemoterapi ditentukan berdasarkan derajat kanker payudara yang diidap.
Persiapan kemoterapi kanker payudara yang akan dihadapi Ibunda tentunya tak membuat semangat kami mengendur. Inilah takdir Allah yang harus kami jalani termasuk mempelajari standar pelayanan kemoterapi di rumah sakit yang akan Ibunda hadapi.
Post a Comment
Post a Comment