Jalan-jalan di kota Malang menjadi destinasi wisata favorit di timur pulau Jawa. Banyak lokasi yang bisa dikunjungi di kota yang -di luar dugaan- suasana dan cuacanya yang mengingatkan saya akan kota Bandung tercinta. Mengunjungi Malang, Jawa Timur, tak lengkap rasanya bila tak menjelajahi kota wisata di sekitarnya termasuk menjelajah Bromo, a breathtaking journey.
Gunung Bromo
Gunung Bromo merupakan salah satu gunung
berapi aktif yang menjadi tujuan wisata di Indonesia. Gunung ini mempunyai
ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut yang terletak di 4 wilayah
kabupaten di Jawa Timur yaitu Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan,
Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang.
Gunung Bromo bertautan dengan lembah
dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas 10 Km2 dan merupakan
konservasi alam yang terletak di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru,
yang biasa disebut BTS.
Menjelajah Bromo adalah satu keharusan
saat mengunjungi Malang. Setelah mencari informasi mengenai tour guide yang dapat mengantarkan kami ke
Bromo, jadilah kami bersiap. (1,8 juta rupiah untuk satu rombongan dengan maksimal 6
orang). Tak salah bila outfit khusus
sudah dikemas di antara baju batik dan seragam outbound kantor demi menikmati indahnya matahari terbit yang
menjadi buruan wisatawan. Sedikit merepotkan karena suhu yang dingin memaksa
kami membawa pakaian khusus ala musim dingin.
Penjelajahan ke Gunung Bromo dapat
ditempuh hanya dengan menggunakan mobil jeep yang disediakan oleh tour guide. Jam 12 tengah malam kami
sudah bersiap agar tiba sebelum subuh. Perjalanan memang disarankan dilakukan
lewat tengah malam agar dapat menikmati sunrise di Bromo. Berjarak ±65 km dari
Kota Malang, trip ke bromo dapat
ditempuh selama 2 jam.
Bersiap menjelajah Bromo |
Tour de Bromo
Duduk berhimpitan, satu mobil berkapasitas
maksimal 6 orang penumpang, 2 orang di depan (bertiga plus sopir tentunya) dan 2
orang di belakang dengan jok saling berhadapan. Meski jalanan penuh dengan
goncangan, saya sukses tertidur lelap karena memang tak ada pemandangan yang
bisa kami lihat di malam hari.
Mobil hanya berhenti satu kali tepat sebelum
memasuki gerbang taman nasional untuk memberi kesempatan kepada penumpang ke
toilet. Baru terasa dinginnya suhu mendekati Bromo.
Love Hill, spot favorit menikmati sunrise |
Spot pertama adalah Love Hill,
salah satu tempat terbaik untuk menikmati sunrise di Bromo. Love
Hill dapat dicapai lewat anak tangga yang lumayan menguras tenaga. Jaket
plus masker dan sarung tangan sudah siap dikenakan meski di bulan November
udara tidak terlalu dingin seperti bulan di musim kemarau. Setelah menyesuaikan
diri rasanya saya masih bisa bertahan hanya dengan jaket yang tidak terlalu tebal saja.
Tiba di atas, tempat sudah penuh sesak. Ada banyak
jasa penyewaan tikar. Dan kami pun shalat subuh secara berjamaah di antara
himpitan dan riuhan bolangers yang
sama-sama menanti momen indah di Bromo.
Beautiful sunrise |
Mengabadikan keindahan matahari terbit |
Bromo |
Menatap Bromo, selayaknya menatap karya Allah dan manusia terasa sangat kecil di hadapan-Nya. Namun, petualang menjelajah Bromo, a breathtaking journey, tak berhenti sampai disini loh! Cerita selanjutnya tak kalah seru!
Bromo Hillside merupakan destinasi wisata baru di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang berkonsep sebuah Cafe di atas bukit. Menyuguhkan bangunan dengan Sky Bridge melingkar pada area rooftop, cafe unik ini mengajakmu menyaksikan 360 derajat keindahan alam Gunung Bromo.
ReplyDeletewaah, asik ya ada yang baru2..kapan2 insyaallah mau mampir
Delete